ATRAKSI BUDAYA RAJA MELAWAN ARUS

Warga Kelurahan Brontokusuman, Mergangsan Kota Yogyakarta yang terhimpun dalam ‘Dewa Bronto’ (Desa Wisata Alternatif Brontokusuman) menggelar aksi budaya bertajuk ‘Raja Melawan Arus’ di bantaran sungai Code, Selasa (26/11/2019).  

Dalam event yang digelar bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta tersebut, warga yang mengenakan busana adat jawa mengawali aksinya dengan bersih sungai, kemudian dilanjutkan dengan ritual mengarak Lurah dengan tandu melawan arus sungai, dilanjutkan menebar benih ikan dan makan kembul (Makan bersama) lurah dan warga diselingi pertunjukan tari tradisional oleh seniman Purwo serta pertunjukan keahlian jemparingan bregodo (prajurit rakyat). 

Ketua Kampung Wisata Dewo Bronto, Marsudi Raharjo, mengungkapkan, aksi budaya melawan arus mengandung makna bahwa warga Brotokusuman berkomitmen menjaga keistimewaan Yogyakarta dengan mempertahankan budaya tidak terbawa arus globalisasi. Selain itu, acara juga dimaksudkan sebagai ajang promo wisata kampung. 

Selama ini, Brontokusuman sebenarnya sudah mulai dilirik para tur guide untuk membawa wisatawan asing berkunjung melihat lebih dekat kehidupan masyarakat di bantaran sungai Code. Marsudi yang akrab disapa Kelik inipun berharap kedepan Brontokusuman bisa jadi salah satu destinasi alternatif di Kota Yogyakarta yang memberikan pengalaman baru bagi wisatawan. 

“Di sini bisa melakukan banyak hal misalnya membatik dengan bahan alami, lalu membuat kerajinan dan bahkan olahraga. Mudah-mudahan kami tidak lagi hanya melihat bule-bule berjalan di depan kampung tapi membawa mereka masuk dan merasakan sisi lain dari Brontokusuman,” pungkasnya.